Tuesday 30 August 2016

Rembulan Sembunyi Karena Malu



Dulu aku mencoba mencari pertanyaan hati. Kala sang senja tampak redup seperti akan mengkhianati. Namun kini jingga telah berganti gelap. Tak dapat ku sebut gelap saat lentera menyala ciptaan tuhan itu tampak berani. Menyesal kau wahai sang senja yang sudah berkhianat. Aku telah berteman dengan lentera tuhan yang begitu indahnya. Di rangkulnya daku ke pelukannya yang mewah menyala. Tatkala itu jua ku bisikkan padanya jika daku tak ingin lepas dari pelukannya. Di tebarnya kemudian gemerlap sinar yang mengitarinya. Tersebar luas ke seluruh penjuru yang mampu ku pandang. 

"Itu bintang untukmu juga, Rio". Bisiknya padaku seperti takut akan sesuatu.

Aku tersenyum menatap taburan indah pemberiannya itu. Lalu bangkitlah dia sambil melirik ke kanan dan ke kiri. "Apakah dia datang?" Tanyanya padaku. "Dia siapa wahai sang rembulan?". Tak di jawabnya pertanyaanku. Lalu di panggilnya sang awan untuk menutupi dirinya namun percuma. Sinarnya tetap menyeruak di balik gerombolan awan besar itu meski samar. 

"Kembalilah wahai bulan". Teriakku padanya.
"Dia akan tiba, Rio. Aku tak mampu bertemu dengannya". Ucapnya lirih padaku.
"Tapi mengapa?"

Lalu sang awan mendekat padaku dan berbisik. "Sang rembulan sembunyi karena malu". Katanya sambil tertawa kecil. Lalu taburan bintang itu bersuara saling bersahutan. "Sang surya akan tiba. Dialah yang membuat sang rembulan bersinar untukmu. Malulah sang rembulan bertemu dengannya". 

Kemudian berteriaklah sang bintang bukan kepalang. Di cambuknya dia oleh sinar terang. Hilang hingga tak tersisa di setiap ku memandang. Sang rembulan yang tak bergeming menunduk malu di balik awan. Kemudian tanpa pamit meninggalkanku dalam diam. Sang surya datang memandangku tajam. Tak berani ku tatap wajahnya yang marah menyala. Tak bergeming pula sang awan kala di jadikan budak olehnya. Sang surya sangat angkuh dalam hidupnya. Aku tetap merindukan sang rembulan yang menemaniku dalam gelap. Mungkin harus menunggu beberapa waktu. 

Sang awan kemudian melirik padaku dan berkata. "Dia akan kembali saat gelap". Ucapnya tersenyum.

-

Riowaldy.
Share: